https://padang.times.co.id/
Kopi TIMES

Generasi Muda Berdaya dengan Literasi Lingkungan

Kamis, 17 Oktober 2024 - 23:22
Generasi Muda Berdaya dengan Literasi Lingkungan Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMES PADANG, PADANG – Dalam era modern ini, isu-isu lingkungan semakin mendesak untuk ditangani secara serius. Perubahan iklim, penurunan kualitas udara, pencemaran air, hingga berkurangnya keanekaragaman hayati merupakan beberapa permasalahan yang membutuhkan tindakan nyata. 

Generasi muda, sebagai penerus masa depan, memiliki peran sentral dalam menyikapi tantangan ini. Literasi lingkungan menjadi salah satu kunci untuk memberdayakan mereka dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Literasi lingkungan bukan hanya sekadar pemahaman mengenai alam atau masalah lingkungan, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan bertindak dalam menjaga serta memulihkan lingkungan. Literasi ini melibatkan kesadaran akan hubungan antara manusia dan ekosistem, serta pemahaman tentang bagaimana tindakan kita sehari-hari berdampak pada lingkungan.

Mempersiapkan generasi muda dengan literasi lingkungan berarti memberi mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi masalah lingkungan. Mereka perlu memahami bagaimana pola konsumsi, produksi, dan penggunaan energi dapat memengaruhi keberlanjutan planet ini.

Generasi muda adalah kelompok yang akan mewarisi dunia ini di masa depan. Dengan mengajarkan literasi lingkungan sejak dini, mereka akan lebih peka terhadap tantangan ekologis yang ada dan termotivasi untuk melakukan perubahan. Ketika mereka memahami pentingnya menjaga lingkungan, mereka akan menjadi pelaku utama dalam mendorong perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan lebih sadar akan konsekuensi dari tindakan manusia terhadap bumi.

Literasi lingkungan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran dan tanggung jawab generasi muda terhadap lingkungan sekitarnya. Ketika generasi muda memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah lingkungan, mereka terdorong untuk menjadi agen perubahan sosial di beberapa cara berikut:

Pertama, menjadi advokat di komunitas. Generasi muda yang melek lingkungan dapat berperan sebagai advokat di komunitas mereka, dengan menyebarkan informasi tentang isu-isu lingkungan yang mendesak. Mereka bisa menginspirasi orang-orang di sekitar mereka untuk lebih peduli dan mengambil langkah-langkah konkret dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang sampah, dan hemat energi. 

Dengan berbicara di acara-acara komunitas, menyampaikan presentasi di sekolah atau di pertemuan warga, mereka bisa menyuarakan pentingnya perubahan perilaku demi menjaga kelestarian lingkungan.

Kedua, membangun jaringan aksi lingkungan. Dengan pemahaman yang baik tentang isu lingkungan, generasi muda dapat membentuk atau bergabung dengan kelompok-kelompok yang berfokus pada aksi lingkungan. Jaringan ini bisa berupa organisasi non-pemerintah (NGO), komunitas hijau, atau kelompok relawan lokal yang berkomitmen untuk melakukan aksi nyata seperti membersihkan lingkungan, menanam pohon, atau menggalakkan penggunaan energi terbarukan. 

Melalui keterlibatan dalam kelompok-kelompok ini, mereka bisa memperluas pengaruhnya, berbagi ide, dan berkolaborasi dengan orang lain yang memiliki visi yang sama untuk menciptakan perubahan positif.

Ketiga, Mendukung kebijakan yang mendukung keberlanjutan. Generasi muda juga dapat berkontribusi secara aktif dalam proses pembuatan kebijakan. Dengan pengetahuan tentang pentingnya keberlanjutan, mereka dapat mendukung kebijakan yang pro-lingkungan, misalnya mendukung regulasi yang memperketat penggunaan plastik.

Mendesak pemerintah untuk berinvestasi dalam energi terbarukan, atau mempromosikan program pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah. Mereka bisa terlibat dalam petisi, kampanye sosial, atau bahkan mendorong perdebatan publik yang mendesak pemerintah dan perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekologis.

Keempat, menggunakan media sosial untuk penyebaran informasi. Generasi muda sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, yang bisa digunakan sebagai alat efektif untuk memobilisasi orang lain. Melalui platform seperti Instagram, Twitter, atau YouTube, mereka dapat menyebarkan informasi tentang isu lingkungan secara lebih luas dan cepat. 

Konten kreatif seperti video edukasi, infografis, dan kampanye hashtag dapat menarik perhatian masyarakat umum dan membangun kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Ini membuat mereka mampu mencapai audiens yang lebih luas dan memengaruhi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam aksi lingkungan.

Kelima, menyediakan solusi dan inovasi. Dengan literasi lingkungan yang baik, generasi muda juga didorong untuk menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pengamat masalah. Mereka bisa menciptakan inovasi-inovasi ramah lingkungan, seperti mengembangkan teknologi hijau, produk-produk berkelanjutan, atau sistem pertanian urban yang lebih efisien. Misalnya, siswa atau mahasiswa yang belajar tentang perubahan iklim dapat menciptakan solusi energi terbarukan atau cara-cara baru dalam pengelolaan sampah, yang tidak hanya memberikan dampak di komunitas lokal, tetapi juga dapat diadopsi secara lebih luas.

Keenam, menggerakkan tindakan kolektif. Generasi muda dapat menginisiasi gerakan kolektif, seperti demonstrasi damai atau kampanye sosial, yang menuntut tindakan lebih serius dari pemerintah dan perusahaan terkait perlindungan lingkungan. Melalui literasi lingkungan, mereka memahami betapa pentingnya menggerakkan banyak orang untuk mencapai perubahan signifikan. 

Misalnya, kampanye “Fridays for Future” yang dipimpin Greta Thunberg menjadi salah satu contoh gerakan kolektif yang berhasil memobilisasi jutaan anak muda di seluruh dunia untuk menuntut tindakan lebih tegas terhadap krisis iklim.

Ketujuh, menghubungkan isu lingkungan dengan keadilan sosial. Selain itu, literasi lingkungan memungkinkan generasi muda untuk memahami keterkaitan antara masalah lingkungan dengan isu keadilan sosial. Mereka bisa melihat bagaimana dampak perubahan iklim, polusi, dan kerusakan lingkungan lebih banyak dirasakan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang rentan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat adat. 

Dengan pemahaman ini, mereka bisa berjuang untuk keadilan lingkungan yang memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang adil terhadap sumber daya alam, udara bersih, air bersih, dan lingkungan yang sehat.

Generasi muda harus diberikan ruang untuk berinovasi. Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi, dan teknologi adalah kunci dalam menciptakan solusi keberlanjutan yang efektif. Dengan literasi lingkungan yang baik, mereka akan mampu menggunakan teknologi untuk menciptakan energi terbarukan, sistem pertanian yang lebih efisien, serta berbagai inovasi lain yang ramah lingkungan.

Literasi lingkungan mendorong generasi muda untuk tidak hanya peduli, tetapi juga bertindak dan memimpin dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Mereka menjadi agen perubahan yang dapat mempengaruhi komunitas mereka, mendukung kebijakan keberlanjutan, menciptakan solusi inovatif, dan menggerakkan gerakan yang lebih luas. Dengan pemahaman ini, generasi muda menjadi harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Masa depan berkelanjutan bergantung pada generasi muda yang sadar akan pentingnya literasi lingkungan. Dengan pemahaman yang mendalam dan keterlibatan aktif, mereka dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan perubahan yang positif bagi bumi. 

Literasi lingkungan adalah langkah awal, namun tindakan dan inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Mari kita bersama-sama memberdayakan generasi muda melalui literasi lingkungan, demi masa depan yang lebih baik bagi kita semua.

***

*) Oleh : Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Padang just now

Welcome to TIMES Padang

TIMES Padang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.