TIMES PADANG, JAKARTA – Band rock/metal asal Sheffield, Inggris, Bring Me The Horizon (BMTH) terus menorehkan jejak besar di industri musik global. Dibentuk pada 2004, band ini awalnya digawangi oleh Oliver Sykes (vokal), Lee Malia (gitar utama), Matt Kean (bass), Matt Nicholls (drum), dan Curtis Ward (gitar ritme). Nama mereka terinspirasi dari kutipan film Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (“Now, bring me that horizon!”).
Awal Karier dan Perubahan Gaya Musik
BMTH pertama kali mencuri perhatian lewat album debut Count Your Blessings (2006), yang sarat riff berat, scream agresif, dan nuansa kelam khas deathcore. Namun, mereka tak berhenti di sana. Album Suicide Season (2008) menandai pergeseran menuju metalcore, sementara There Is a Hell Believe Me I’ve Seen It. There Is a Heaven Let’s Keep It a Secret. (2010) memperkaya palet musik mereka dengan sentuhan elektronik dan orkestra.
Tonggak penting hadir lewat Sempiternal (2013) dengan masuknya Jordan Fish (keyboard, synthesizer). Lagu-lagu seperti Can You Feel My Heart dan Sleepwalking makin mengangkat nama BMTH di kancah internasional.
Eksperimen Baru dan Masa Kejayaan
Transformasi berlanjut melalui album That’s the Spirit (2015) yang resmi meninggalkan image metalcore dan membawa BMTH ke ranah rock alternatif dengan nuansa elektronik. Lagu Throne dan Drown menjadi simbol era baru mereka.
Eksperimen kian berani lewat amo (2019) dengan campuran pop, EDM, hingga trap. Single MANTRA dan medicine menunjukkan keberanian mereka menabrak batas genre. Pandemi 2020 pun melahirkan proyek Post Human: Survival Horror, album agresif yang memadukan kolaborasi dengan artis seperti YUNGBLUD, Amy Lee (Evanescence), hingga Babymetal.
Perjalanan BMTH membuktikan bahwa keberanian bereksperimen adalah kunci relevansi. Dari deathcore hingga elektronik-pop, mereka terus menjaga identitas sebagai band yang inovatif sekaligus ikonik.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bring Me The Horizon, Dari Deathcore hingga Jadi Ikon Musik Alternatif
Pewarta | : Afif Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |