TIMES PADANG, PADANG – Setiap kali 28 Oktober tiba, kita kembali diingatkan pada semangat Sumpah Pemuda yang menggugah persatuan dan tekad generasi muda Indonesia. Para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang dengan penuh semangat menyatukan diri demi satu tujuan, kemerdekaan bangsa.
Semangat tersebut mengajarkan kita bahwa anak muda memiliki kekuatan besar untuk menciptakan perubahan. Di masa kini, meskipun tantangan yang dihadapi berbeda, semangat tersebut tetap relevan. Generasi muda Indonesia bukanlah generasi yang terjebak dalam kecemasan, melainkan generasi emas yang memiliki potensi luar biasa untuk memajukan bangsa.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa generasi muda di era digital ini menghadapi tekanan yang berbeda dari masa lalu. Di tengah persaingan yang semakin ketat, kecemasan dan tekanan sosial menjadi hal yang umum dirasakan oleh anak muda.
Media sosial, yang seharusnya menjadi tempat berbagi, justru sering kali menjadi sumber kecemasan. Mereka dihadapkan pada ekspektasi-ekspektasi yang tinggi, baik dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Dalam psikologi, konsep kecemasan ini dikenal sebagai respons terhadap tekanan yang berlebihan. Namun, bukan berarti kecemasan ini harus menjadi identitas yang melekat pada generasi muda kita. Justru, kecemasan ini dapat dikelola dan dialihkan menjadi motivasi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.
Seperti halnya semangat persatuan dalam Sumpah Pemuda, generasi muda Indonesia memiliki kekuatan besar untuk bersatu, bekerja sama, dan menciptakan perubahan positif. Mereka adalah generasi emas yang memiliki kecakapan teknologi dan akses informasi yang luas, yang memungkinkan mereka untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam berbagai bidang.
Di tangan mereka, kemajuan Indonesia dapat diraih melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi yang positif. Alih-alih hanya menjadi pengguna, anak-anak muda Indonesia memiliki peluang untuk menjadi inovator dan pencipta solusi di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Dengan semangat kebersamaan, mereka dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan secara kolektif.
Pada masa sumpah pemuda, nilai persatuan dan kolaborasi terbukti menjadi kunci sukses dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Generasi muda masa kini pun dapat menghidupkan kembali nilai tersebut, bukan hanya dalam konteks nasional, tetapi juga dalam persaingan global.
Dalam psikologi sosial, konsep “collective efficacy” atau keyakinan akan kemampuan kolektif suatu kelompok mampu meningkatkan kepercayaan diri dan ketahanan mental. Jika generasi muda Indonesia saling mendukung, maka mereka akan semakin tangguh dalam menghadapi tantangan global. Dengan bekerja bersama, mereka mampu memberikan kontribusi nyata dalam membangun Indonesia yang lebih maju.
Meskipun kecemasan sering kali menjadi bagian dari kehidupan anak muda masa kini, hal ini sebenarnya bisa diolah menjadi dorongan positif. Dalam psikologi, terdapat istilah “eustress” atau stres yang positif, yaitu tekanan yang justru dapat menjadi motivasi untuk berkembang.
Dengan mengubah kecemasan menjadi motivasi, generasi muda Indonesia dapat memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk berpikir kreatif, menemukan solusi baru, dan terus bergerak maju. Mereka akan mampu menghadapi tantangan dengan lebih optimis dan berani, menjadikan rasa cemas bukan sebagai penghalang, tetapi sebagai pendorong untuk mencapai keberhasilan.
Hari sumpah pemuda ini adalah saat yang tepat untuk mengingatkan generasi muda akan potensi dan peran besar mereka dalam membangun bangsa. Alih-alih terus menerus terjebak dalam kecemasan dan tekanan sosial, mereka bisa memanfaatkan kemampuan dan bakat yang mereka miliki untuk membawa perubahan. Penting bagi kita semua untuk mendukung generasi muda agar mereka menjadi lebih kuat, lebih percaya diri, dan mampu menghadapi dunia dengan kepala tegak.
Dengan semangat persatuan yang diwariskan dalam sumpah pemuda, mari kita jadikan generasi muda Indonesia sebagai generasi emas yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Mereka bukanlah generasi cemas, melainkan generasi yang siap bertransformasi dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dengan dukungan dari semua pihak, generasi muda Indonesia dapat melangkah dengan mantap menuju masa depan yang lebih cerah.
***
*) Oleh : Ade Herdian Putra, S.Pd., M.Pd., Dosen Departemen Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : |
Editor | : Hainorrahman |