TIMES PADANG, JAKRTA – Beredar video di media sosial yang disertai narasi tentang bayi yang lahir dari hasil vaksin pengubah genetik yaitu Pfizer dan Moderna berbulu seperti binatang, berekor dan bermata satu, serta berkaki empat dengan 3 lengan. Narasi tersebut beredar di Facebook salah satunya dibagikan akun Muhamad Firdaus Abdulatef pada 9 Oktober 2021.

Dalam video yang dibagikannya, terdapat tayangan saluran televisi di Turki, Beyaz. Videonya berdurasi 2 menit 5 detik. 

Beriku ini narasi lengkap yang diunggah akun Muhamad Firdaus Abdulatef :
SIDANG MEDIA FATIH ERBAKAN, ANAK BEKAS PRESIDEN TURKI BESERTA 3 DOKTOR & DOKUMEN BUKTI
Bayi lahir dari hasil vaksin pengubah genetik i.e Pfizer & Moderna
1. Bayi 4 kaki 3 lengan
2. Bayi berbulu seperti binatang
3. Bayi berekor & bermata satu

Sumber: Facebook (https://www.facebook.com/m.firdaus86/videos/937996287061634/)

Selain dibagikan akun Muhamad Firdaus Abdulatef, video yang identik dengan narasi serupa juga dibagikan oleh akun Bayu Samudra pada 16 Oktober 2021.

Berikut narasi lengkapnya:
GAMBAR MENGERIKAN BAYI BARU LAHIR DENGAN SATU MATA DAN BER-EKOR, CACAT OLEH 'VAKSIN'

Saluran TV Turki Beyaz hadir di sidang media yang menunjukkan gambar bayi yang dilahirkan secara cacat setelah ibu mereka disuntik dengan ‘vaksin’ Covid dari Pfizer dan Moderna.

'Erbakan: Anak-anak dengan satu mata dan berekor dilahirkan!'

Ketua Parti Kebajikan Turki, Fatih Erbakan, berada di depan kamera di Ankara. Terdapat 3 orang doktor - doktor psikologi klinikal, pakar bedah saraf, dan pakar penyakit paru-paru, Profesor Dr. Serhat Fındık, yang berada di sana turut menyokongnya. Ulama n pakar dari beberapa negara sdh menjelaskan kalo vaksin bisa merubah genetika manusia n berbahaya bagi kesehatan,kemandulan,cacat n bahkan kematian  tolong bantu sebarkan utk dakwah kita pada yg lainnya  yang terlanjur di vaksin segera bekam

Sumber: Facebook (https://www.facebook.com/jody.hutagalung.1/videos/1134417290425329/)

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi bahwa bayi yang lahir dari hasil vaksin pengubah genetik yaitu Pfizer dan Moderna berbulu seperti binatang, berekor dan bermata satu, serta berkaki empat dengan 3 lengan, salah.  Faktanya, kelahiran bayi yang tidak lazim itu terjadi sebelum pandemi Covid-19. 

Dilansir dari situs mygopen.com, pria dalam video pemberitaan tersebut merupakan seorang ketua partai kesejahteraan baru Turki, Fatih Erbakan.  Fatih memperlihatkan sejumlah foto sebagai bukti bahwa bayi tersebut lahir tidak lazim karena sang ibu sempat divaksin.

Sumber: [Error] Turkey reported that after a woman was vaccinated with BioNTech and ModeRNA vaccines, the baby showed pictures with multiple hands and feet and tails? The picture has nothing to do with the vaccine | MyGoPen

Foto pertama memperlihatkan bayi dengan kaki dan tangan lebih dari dua. Ternyata foto bayi tersebut sudah beredar pada Juni 2016 lalu.

"Berdasarkan hal di atas, gambar yang beredar bukanlah kejadian baru-baru ini dan tidak ada hubungannya dengan vaksin mRNA," tulis mygopen.com yang mengutip laporan dari India.com, 3 Juni 2016.

Sumber: Bizarre! Bihar woman gives birth to conjoined boy and girl with 6 limbs and 2 heads (See Pic) | India.com

Kemudian foto yang memperlihatkan bayi berbulu seperti binatang. Foto identik ditemukan dalam laporan mgronline.com pada 2 November 2013.

Terakhir, foto yang memperlihatkan bayi berekor. Foto identik telah beredar pada 2014 lalu.

Sumber: Indian boy is sick "Werewolf disease" congenital - mother admits "God ordained" | MGR Online

Video yang dibagikan akun Facebook Muhamad Firdaus Abdulatef dan akun Bayu Samudra merupakan tayangan di stasiun televisi Beyaz TV.

Sumber: beyazTV Beyaz Ana Haber

Pemeriksaan atas klaim serupa juga dilakukan medcom.id. Hasilnya, mengarah pada kesimpulan bahwa klaim tersebut salah.

KESIMPULAN

Menurut hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi yang beredar di Facebook tentang bayi terlahir tidak lazim itu berkaitan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, adalah salah. Faktanya, bayi tersebut lahir sebelum pandemi Covid-19. 

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori misleading content (konten yang menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)